Itulah yang kusuka dari kampung halamanku itu, walau hal-hal yang ku sebutkan tadi terasa negatif, namun itu membuatku bebas berekspresi. Disana tak akan ada yang melarang aku pulang jam 12 malam dari belajar demi masa depanku. Disana tidak akan yang melihat singut dan sipek ke arahku, karena aku pulang terlalu larut dari belajar. Asal alasanku baik, apapun yang kulakukan diperbolehkan.
Di Jogja, rasanya aku tidak boleh dapat IP tinggi seperti mereka. aku merasa dikekang, jam 12 terlalu larut untuk seorrang wanita belajar. Jika aku pulang larut, aku dinilai tidak baik oleh masyarakat. mungkin mereka pikir aku habis clubing, pacaran, atau bahkan pesta narkoba.
Sungguh, aku tak pernah berpikir hidup di jogja untuk hura-hura, yang ku pikir hanya AKU HARUS DAPAT IP TINGGI, LULUS TEPAT WAKTU, KEMBALI KE LAMPUNG. aku selalu mendoktrin otakku dengan kalimat-kalimat itu. Tak peduli teman-temanku menjodohkan ku dengan siapa saja. Aku tak mau memikirkannya. Walau ku tahu di umurku seharusnya aku sudah punya tambatan hati.
sebelumnya aku pernah tinggal di asrama, disana memang lebih ketat, namun jika aku pulang larut Pak Bun tidak akan melihat singut ke arahku. Dia hanya menasehatiku supaya lain kali jangan pulang terrlalu larut. Teman-teman di asrama pun selalu peduli jika temannya seedang bersedih. tak seperti disini. GW ya GW, ELO ya ELO, GW gak peduli ma ELO .
duh jadi kangen jaman asrama.....