Ada apa aja?

Jumat, 18 Desember 2015

Karyawan itu....

hai bloggerwan bloggerwati, saat ini aku sudah kembali lagi ke Lampung, meninggalkan jogja dan semua kenangan yang indah disana. untuk kesekian kalinya faktor culture shock membuat saya harus terbiasa menghadapi perbedaan kondisi di Lampung dan di Jogja. maklum sudah 5 tahun tidak di Lampung.

Awalnya kesal juga harus pulang ke Lampung, keluarga tidak ada yang menyetujui untuk mencari kerja di luar Lampung. pokoknya saya harus kembali ke Lampung menemani Mama. kebetulan tahun depan Bagus sudah kuliah di Jawa.

Saat itu, asal saja mendaftar di jobstreet beberapa daerah yang membutuhkan Apoteker di sekitaran tangerang sampai Bandung. gak lupa iseng juga daftar di beberapa lowongan yang berlokasi di Lampung. Sampai akhirnya mama tau kalau saya daftar di salah satu rumah sakit yang dekat dengan rumah saya. YAH... walaupun sebenernya saya absolutly bukan Apoteker ahli klinis, sebenernya Rumah sakit adalah pilihan terakhir saya. Saya SANGAT TIDAK SUKA DENGAN PRAKTEK DI RUMAH SAKIT. dari pada prektek di RS lebih baik praktek di Apotek. Tapi doa Ibu memang paling mujarab ya blogger. walaupun penuh ketidakniatan saya akhirnya di terima di rumah sakit tersebut.

Awalnya saya ragu dengan rumah sakit ini, karena kalau biasanya Apoteker melamar kerja yang ditanya kan STRA nya, lah kok ini yang ditanya lolos butuhnya. Alangkah tidak ada kompetensinya lolos butuh dibandingkan STRA. Sempat tersendat oleh beberapa hal, pada akhirnya saya di terima di RS tersebut. Demi memegang teguh loyalitas kontrak kerja, saya tidak akan menyebutkan dimana saya bekerja di dalam blog ini sekarang hehehe....

Awalnya saya benar-benar merasa tidak nyaman dengan tempat itu, begitu banyak konflik yang ditimbulkan Apoteker sebelum saya. Hal tersebut justru berdampak kepada saya. begitu seringnya saya dibanding-bandingkan dengan Apoteker lama itu. jujur saja saya gerah. ingin kabur saja rasanya. Tapi kalau dipikir kenapa tidak dicoba lebih lama lagi, akhirnya saya dapat bertahan.

Suatu saat teman saya Novita mendaftar sebagai Apoteker pendamping. Suasana nyaman itu mulai terbangun. Saya merasa saya tidak sendiri, ada teman berbagi keluh kesah. bersama APING saya bisa mengatasi masalah dengan slow but sure.

Suatu hari, saat saya belum menyelesaikan SIPA saya, saya dipanggil ke atas untuk melakukan rapat akreditasi. Hal mengejutkan menimpa saya, saya baru sebulan saat itu, saya tidak mendapatkan training apapun, saya tidak tahu harus melakukan apa. saya hanya melakukan apa yang pernah saya lihat waktu PKPA dulu. tapi....

mr X :
Dasar Apoteker Bodoh, U** Bodoh, kamu gak lulus ya prakteknya, kamu nyogok ga pernah masuk, harusnya kamu tau kalau obat yang keluar itu ada tanda capnya, kamu nyuri ya, pencuri kamu

Astagfirullah, hal tersebut dipaparkan di depan khalayak ramai. Malu Pasti, merasa disalahkan tanpa pembelaan pasti. saya sejak masuk ke RS tersebut tidak pernah mengetahui adanya cap tersebut. begitu jahatnya kata-kata tersebut hingga membuat saya ingin bunuh diri. saya terus menyalahkan takdir, kenapa harus saya yang dipilih untuk memimpin disini. kenapa bukan orang lain yang lebih tangguh, bukankah Allah tau, efek yang terjadi pada saya setelah BULLY  di zaman SMA. saya merasa hal tersebut terulang lagi. ingin rasanya gantung diri saat itu. bahkan saya berniat ingin masuk rumah sakit jiwa saja.

Allah mengaruniai saya Orang Tua yang hebat, mama tadinya menyarankan saya untuk resign saja dari pada batin saya tersiksa.

Tapi bukankan masalah itu harusnya dihadapi, bukan dihindari?
Semoga Allah selalu memberi kekuatan mental dan batin, aamiin

0 komentar:

Posting Komentar

 

(c)2009 What story happen Lanny???. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger